Mengenal Tokoh " Soeharto"

 

Gambar: Ilustration Artistik

Jenderal Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia yang memimpin selama 32 tahun (1967-1998). Ia dikenal sebagai sosok yang membawa Indonesia ke era pembangunan ekonomi, namun juga dikaitkan dengan berbagai kontroversi politik. Artikel ini akan membahas perjalanan hidup, kepemimpinan, dan warisan yang ditinggalkan oleh Soeharto.

Kehidupan

Soeharto lahir pada 8 Juni 1921 di Desa Kemusuk, Yogyakarta. Ia berasal dari keluarga petani yang sederhana. Orang tuanya adalah Kertosudiro dan Sukirah. Sejak kecil, Soeharto dikenal sebagai anak yang pendiam dan tekun.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, Soeharto bergabung dengan sekolah militer Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL), angkatan bersenjata Hindia Belanda. Namun, kariernya di KNIL tidak berlangsung lama karena Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942.

Peran dalam Perjuangan Kemerdekaan

Selama pendudukan Jepang, Soeharto bergabung dengan PETA (Pembela Tanah Air), organisasi militer yang dibentuk Jepang untuk melatih pemuda Indonesia. Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Soeharto bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Soeharto berperan dalam berbagai pertempuran, termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, yang berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia masih berjuang untuk mempertahankan kemerdekaannya.

Kenaikan Karier Militer dan Politik

Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia pada tahun 1949, Soeharto terus meniti karier militernya. Ia diangkat sebagai Panglima Divisi Diponegoro dan kemudian menjadi Panglima Kostrad (Komando Strategis Angkatan Darat). Jabatan ini sangat strategis karena mengontrol pasukan cadangan militer Indonesia.

Peristiwa penting yang membawa Soeharto ke tampuk kekuasaan adalah G30S/PKI pada tahun 1965. Saat itu, sekelompok perwira Angkatan Darat dibunuh dalam kudeta yang diduga dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Soeharto, sebagai Panglima Kostrad, mengambil alih kendali militer dan berhasil menumpas pemberontakan tersebut.

Setelah peristiwa ini, kekuasaan politik Soekarno melemah. Pada 11 Maret 1966, Soeharto menerima Supersemar (Surat Perintah 11 Maret) yang memberinya kewenangan untuk mengendalikan keamanan negara. Dalam waktu singkat, ia membubarkan PKI dan akhirnya menggantikan Soekarno sebagai Presiden Indonesia pada tahun 1967.

Masa Pemerintahan Soeharto

Soeharto memimpin Indonesia dengan sistem Orde Baru, yang berfokus pada stabilitas politik dan pembangunan ekonomi. Beberapa pencapaiannya antara lain:

✅ Stabilitas Ekonomi: Soeharto membawa Indonesia dari kondisi ekonomi yang buruk menjadi negara yang lebih stabil dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Program Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) dicanangkan untuk mempercepat pembangunan.

✅ Swadaya Pangan: Indonesia berhasil mencapai swasembada beras pada tahun 1984, sebuah pencapaian besar yang diakui dunia.

✅ Pembangunan Infrastruktur: Banyak jalan, bendungan, sekolah, dan rumah sakit dibangun untuk mendukung kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

✅ Stabilitas Politik: Soeharto menerapkan kebijakan sentralisasi kekuasaan untuk menjaga stabilitas negara. Namun, ia juga menggunakan cara-cara represif untuk mengendalikan lawan politiknya.

Kritik dan Kontroversi

Meskipun banyak pencapaian, pemerintahan Soeharto juga dikritik karena berbagai kebijakan otoriternya:

❌ Korupsi dan Nepotisme: Di bawah kepemimpinannya, praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) menjadi masalah serius. Banyak proyek besar dikendalikan oleh keluarga dan kroninya.

❌ Pelanggaran HAM: Pemerintahannya sering dikaitkan dengan berbagai pelanggaran hak asasi manusia, seperti pembantaian pasca-G30S/PKI, penindasan terhadap lawan politik, dan operasi militer di Timor Timur serta Aceh.

❌ Krisis Moneter 1997-1998: Krisis ekonomi Asia menghantam Indonesia dengan keras, menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan politik yang akhirnya memicu gerakan reformasi.

Keberhentian dari Kekuasaan

Pada tahun 1998, akibat tekanan dari demonstrasi besar-besaran, krisis ekonomi, dan desakan dari militer serta politikus senior, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998. Ia digantikan oleh B.J. Habibie, yang memulai era reformasi di Indonesia.

Akhir Hayat dan Warisan

Setelah lengser, Soeharto menjalani kehidupan yang lebih tertutup dan menghadapi berbagai tuduhan korupsi. Namun, ia tidak pernah diadili secara hukum karena alasan kesehatan.

Soeharto meninggal dunia pada 27 Januari 2008 di Jakarta dalam usia 86 tahun dan dimakamkan di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah.

Warisan Soeharto masih menjadi perdebatan hingga kini. Ada yang mengenangnya sebagai pemimpin yang membawa stabilitas dan pembangunan, sementara yang lain menganggapnya sebagai sosok otoriter yang membungkam kebebasan politik.

Kesimpulan

Jenderal Soeharto adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Dengan kepemimpinannya yang panjang, ia membawa kemajuan ekonomi tetapi juga meninggalkan jejak kontroversi dalam bidang politik dan hak asasi manusia.

Sebagai generasi penerus, kita dapat mengambil pelajaran dari kepemimpinan Soeharto: membangun negara dengan semangat kerja keras dan disiplin, namun tetap menjunjung tinggi demokrasi dan keadilan sosial.


Post a Comment

0 Comments