Kesunyian datang dan aku memilih diam menikmatinya, hari-hariku tak berjalan stabil ada semacam sesuatu yang tak bisa aku pahami, betapa rumit pikiranku membuat dilema melakukan aktivitas dalam keseharian. Malang tak hanya sunyi , ia juga membuat ketakutan mendalam, entah itu tentang masa depan maupun keputusan yang aku ambil sepanjang waktu.
Tak
berdaya, energi terkuras, pikiran terbang kemana-mana. Jalan Panjang harapan
dan transisi menuju dunia fakta kini menghantui setiap saat, tatkala berdiam
selalu saja tertuju pada kondisi yang aku alami demikian pelik. Seperti
akademik, organisasi, pertemanan dan kondisi personal.
Tertatih-tatih
Lelah rasanya, bagi orang seperti aku selalu bertaruh pada kondisi keluarga,
memikirkan semuanya dari berbagai sudut pandang, aku tidak pernah tahu apakah
keputusan yang aku ambil selama ini benar atau malah sebaliknya, yang aku tahu
hanya disaat genting atau apapun itu perjalanan harus tetap di lanjut suka atau
tidak, mau tidak mau.
Seperti
diatas, itu hanya sebatas bualan. Kendati orang telah melalui pengalaman yang
begitu Panjang tetap saja rasanya berat, tak semerta-merta solusi menjadi penawar
untuk sesaat tertentu, seperti aku terkadang ingin menikmati sejenak kegelisahan
tetapi juga takut melebur pada relung kekosongan.
Sungguh,
aku dilema oleh berbagai kenyataan pelan-pelan menusuk sakit sekali rasanya. Pegunungan
di muka jauh semula jelas terlihat, namun belakangan tertutup awan kabut hingga
sekarang belum juga berkesudahan. Jujur saja tak ada yang lebih aku khawatirkan
selain masa dan kelanjutan hidup.
0 Comments