Perempuan itu Bernama Engkau


Sepertinya aku perlu belajar kembali memahami arti kata perspektif , semakin hari cara pandang orang berubah secepat kilat, bagai kalimat yang diutarakan Bagus Muljadi di kanal podcast beberapa hari lalu, hoax yang beredar dimedia sosial 6 kali lebih cepat daripada biasanya, namun ini bukan perihal hoax/kebohongan, lebih jauh dari itu.

aku melihat kebohongan dipraktikkan didepanku begitupun gelagat diriku saat berada di hadapannya. 

aku gugup dan bingung ntah mau berbuat apa, seakan buku-buku yang aku baca selama ini hilang spontan, tak berfungsi. Bangsat! pikirku dalam hati. 

aku tahu semua akan bertanya, siapa dia?  

dia perempuan yang kemudian membuatku memikirkannya setiap hari akhir-akhir ini. tak tahu mengapa tapi aku bingung, ada apa denganku dan bagaimana dia bisa berputar-putar dalam kepalaku, sungguh' sulit dimengerti. 

bagus rupa seseorang pastilah banyak penggemarnya, tak hanya itu mungkin pengagumnya begitupula, ntah aku diposisi mana tapi aku tak peduli, biarlah takdir bekerja atas nama tuhan. tak ada yang mesti dipaksakan maupun disesalkan, jam tangan yang kupakai dilengan kiriku selalu berotasi, berputar, bergerak dan terus menentukan pijakan. maka tak perlu berlebihan. biarlah konsekuensi menjawab sendiri kesimpulannya.

kembali menyoal perspektif, kira-kira pijakan seperti apa yang harus dipercaya? berbagai referensi dibaca dan ditelaah namun tetap sulit menemukan solusi, faktanya Abstrak dan sulit dipahami, sama seperti kataku sedia kala, "Perempuan itu indah di pandang tapi sulit di pahami". 

saat ini posisinya sulit, bahkan aku tak tahu bagaimana menanggapinya, sungguh sulit diterima akal. sepertinya warna apik telah memudar. harapan seakan jadi semu. tapi apapun itu harapan harus tetap dituliskan meski sempit kemungkinannya. 

dik... kelak aku ingin menunjukkan tulisan ini, sepenggal surat yang aku tuliskan pertanggal 08/07/2024, semoga ada momentum tepat dan engkau dalam posisi cendrung ke aku. aku yang suka padamu.




 

Post a Comment

0 Comments