Seseorang yang bertindak tanpa memahami konsekuensi dari tindakannya tentu berbahaya, barangkali pikiran kita mungkin menyimpulkan bahwa out put dari pilihan terburuk suatu tindakan adalah bahaya. bagiku tidak. bahaya itu bukan soal konsekuensi dari pilihan, bahaya adalah saat pilihan itu tidak melalui analisis dan pertimbangan matang, artinya tak mengerti kausalitas dari tindakannya.
Memang betul bahwa analisis dan pertimbangan itu tak menjamin fakta kongrit dilapangan, tapi setidaknya analisis itu dibutuhkan sebagai upaya mendekatkan kemungkinan pada suatu realitas. barangkali tak sama persis, tapi ia akan lebih dekat bahkan bisa saja sesuai. itulah kegunaan teori sejatinya.
Maka' konsekuensi, jika dipahami takkan menimbulkan masalah, ia seharusnya menjadi evaluasi, jika sesuai harapan menjadi motivasi supaya lebih mendalami dan peajaran jika meleset dari harapan. itulah sebaik-baiknya pertimbangan atas sebuah tindakan.
Fenomena ini menjadi salah satu masalah mengapa banyak orang yang takut mengambil keputusan. tak usah terlalu jauh mengambil keputusan untuk khalayak umum, mengambil keputusan yang berangkat dari kebutuhan diri sendiri pun tak berani. ini fakta real, sekilas aneh tapi terjadi.
"takut mengambil keputusan berarti bermasalah dalam memaknai sebuah pilihan". Kita harus bangkit dari penghinaan pada diri sendiri. Mengapa narasi itu menjadi penghinaan?
Tentu saja , bagaimana mungkin kau tak menghina dirimu sendiri, mengambil keputusan pun kau tak berani! mungkin tak semua keputusan dalam hidup bisa kita lakukan sendiri, kadang membutuhkan orang lain untuk memberi perspektif lain sebagai referensi, namun mengasah untuk terbiasa mengambil keputusan adalah keharusan, supaya rasa takut pudar dan keberanian mengakar.
Bagiku, keputusan terbaik berangkat dari kepercayaan pada bahan dan alat yang kita himpun, menguatkan kita pada suatu hasil yang ingin di capai. ntah hasilnya sesuai atau tidak setidaknya kepuasan terpatri pada diri sendiri.
Aku, kamu, kita, mereka, dan semua berhak memilih dan memutuskan. itulah kebebasan sejati. mungkin takkan luput dari salah dan benar. pun dari puas atau tak puas. bahkan hingga saat ini aku percaya bahwa salah itu bagian dari keharusan yang takkan terlewat dan benar itu bagian keindahan yang datangnya dari tuhan.
Mereka yang melihat dari luar, mestilah memberi apresiasi pada mereka yang mencoba mengambil jalan atas keputusannya sendiri. apresiasi harus diberikan setinggi-tingginya, sebab jika kita memahami konsepsi perjuangan. misalnya perihal kontestasi pemilihan Kepala Desa. tolak ukurnya bukanlah menang atau kalah, akan tetapi diamanahkan atau belum diamanahkan. yakinlah tak ada orang dalam hidupnya selalu diposisi yang menang maupun diamanahkan. semua dalam porsinya masing masing, barangkali sederhananya semua juga memiliki jatah kalah, mungkin sedikit terkesan sprituil namun nyatanya begitulah alam semeta bekerja.
Sering terdengar bahwa "roda kehidupan itu berputar", barangkali terkesan kuno slogan ini, hanya saja makna yang terkandung didalamnya tak luput ditelan jaman, rasanya mutlak terjadi, tetapi lagi-lagi kata kuncinya tetap Ikhtiiar, saya tak membahas perihal perdebatan tentang Asy'ariyah dan Mu'tazilah sebagai landasannya, hanya saja dijaman yang mengaharuskan kita berfikir logis ini mestilah sepakat bahwa ikhtiar itu suatu keharusan, maka premis kalimat roda kehidupan itu berputar takkan berlaku tanpa mengikutkan ikhtiar dalam prosesnya.
Bung! tak ada yang sia-sia, semua menuju alamatnya sendiri-sendiri. bagai penumpang yang menunggu kendaraan angkutan umum, jika sudah dinaikkan orang, pastilah angkutan umum itu menghantarkan pada tujuan sesuai kemauan si penumpang, hanya saja penting di ingat, JANGAN SALAH ALAMAT. Kalau salah yang sulit bukan hanya supir maupun kernetnya tapi juga semua penumpang didalam, dan itu sangat menyebalkan.
Sekian... berlayarlah Berani, pahami dan telaah cara kerja ombak, maka ombak akan tunduk dan takkan menghambat jalanmu, lebih jauh dari itu' Ombak itu bahkan akan menjadi penolong dan mempercepat kau sampai pada tujuan yang kau inginkan.
0 Comments