Kota Gunung Tua mengakar tata kramanya, lewat budaya dan bahasa, rumit dan romantis.
Gunung Tua akan selalu melekat disetiap perjalananku, tak lebih menjadi asas perjuangan. Demi membahagiakan orang tua dan nenek moyang.
Seperti gunung tua, jogja bagiku penawar lara, pulang terdekat. Ketika berada dijogja kurasa bahwa aku juga di gunung tua. Aku pulang dan aku bertemu keluarga.
Diujung jalan, perantauan selalu menatap kendaraan silih berganti melewati kota dan desa². Sedang aku tetap menunggu surat kabar, nak saatnya mengabdi.
tak lebih indah dari kota lainnya, gunung tua tak selalu tentang problematika, sejak saat ini hingga nanti kabar baik hanya menunggu waktu tepat, tepat untuk terbang tinggi, menjadi penentu.
Lebih indah dari senyum. Lebih rumit dari kata kata, sebut apa selain terimakasih dan sampai ketemu.kotaku Gunung Tua.
Menuntaskan tanggung jawab tentulah kewajiban, namun lebih jauh dari itu tanggung jawab membangun tanah kelahiran menjadi sebuah prioritas yang mesti ditunaikan.
cita-cita telah dituliskan, sejarah akan diukir.
seumpama pembangunan berangkat dari putra daerah itu sendiri, bermanfaatlah segudang ilmu yang di tuntut, ingat! setinggi-tinggi pengabdian ialah tanggung jawab pada tanah kelahiran.
sepanjang napas dikandung badan, tak elok melihat tubuh terbaring seharian tanpa manfaat, memantau aktifitas orang lain disosial media.
beradat, berbahasa, menjungjung sopan santun.
setiap menunggu kabar, kita terbiasa berharap diawali tuk ditanyakan, akhirnya diam dan saling merawat ego, hingga tak ada hasll selain kesia-siaan.
semangat perlawanan merupakan upaya untuk mengkounter dominasi. alamiyah terjadi, pendekatannya berangkat dari pendekatan kaum lemah: analisis scot.
dasar dari entitas itu pengakuan, proses mendapatkan pengakuan itulah yang kemudian berbeda, dia yang berangkat dari karya, jabatan, kekayaan dan sebagainya. kemudian dari kesemuanya pegangannya dari iman dan keulekan, itulah sejatinya fitrah.
bahasa ahmad wahib yang mengatakan perkumpulan sesama kawan yang dibalut organisasi daerah adalah kaum primitif bagiku sangat dangkal, organisasi daerah dan perkumpulannya perantauan adalah upaya untuk saling mengingatkan satu sama lain, saling menolong dikota orang, saling menganal. itulah sejatinya silaturahmi.
bahaya pendidikan yang kurang diperhatikan pemerintah adalah kepercayaan fanatik pada mitos, berpikiran sempit, tidak memiliki pendirian, sulit mandiri, malas dan tidak bisa membayangkan masa depan.
Hanya sebutan saja, gunung tua tak akan terasa kota selama toko buku belum terlihat.
Selama tak ada kesadaran literasi di tataran kabupaten dipulau manapun, selama itu juga tingkat urbanisasi dan pengangguran di daerah bertambah.
Taman-Taman baca dihidupkan, kompetisi berbasis literasi di gelar, sinergitas membangun semangat belajar anak disekolah di tunaikan. dimulai pelan-pelan, diniatkan kemudian jadikan tradisi, kelak harapannya jadi budaya. itulah pembangunan karakter bangsa sekaligus antisipasi urbanisasi yang sesungguhnya.
jangan pernah menjadikan masalah sebagai bencana dalam hidup, ia alamiah, dirasakan semua orang bedanya hanya bagaiamana penyelesaiannya. memang sedikit klise tapi tak semua orang mampu dan kuat menyelesaikannya.
seakan sulit menjelaskan pada semesta bahwa aku benar rindu, rindu bau masakan ibuku, ketukan pintu tengah malam dari ayahku, dan perdebatan adik-adikku saat bermain. 3 tahun cukup lama, aku merindukan semua dinamika dirumah, khususnya ibuku.
jangan menuntut tuhan, kita berhak atas apapun di alam semesta ini, kecuali menggantikan tuhan. maka kejar keinginan, perkuat jangkar, kamu adalah kamu yang terpilih, manusia terbaik setidaknya bagi dirimu sendiri.
.
0 Comments