Kematian Di Abad 21

kalimat absurditas



keabadian dan ketiadaan berbaur dengan darah dan besi tiap kali  bom meledak di timur tengah. diwilayah tempat para nabi pernah berjanji itu, pembunuhan selalu terkait dengan sejenis eskatologi,

disana sebuah tata imajiner diimpikan dan kunjung tercapai, ketika tata yang ada terus menerus dianggap tak adil tapi tak dapat di runtuhkan.

tata itupun jadi pengharapan akan sebuah surga dan sebuah surga adalah sebuah kondisi ketika dunia berhenti sebagai dunia. tata itu tak lagi sebuah kata yang di tafsirkan dengan perspektif yang terbatas. kini maknanya terpatri dilangit,tak tepermanai.

perang pun jadi semacam ritual pengorbanan: darah dan nyawa dipersembahkan, keabadian diseru.semakin jauh tata yang didambakan itu dari jangkauan , semakin akrab agama kedalam kekerasan terutama islam dan yudaisme dipalestina, israel, dan lebanon,. Nasionalisme yang bicara soal wilayah dipermukaan bumi telah digantikan sebuah semangat yang didasarkan pada asumsi tentang langit yang menjamin.

Eskatologi dan kesiapan menyelenggarakan ritual pengorbanan bahkan membuat "sang pejuang" sebagai paradigma dan manusia seakan-akan jadi anasir yang suci, pasti, dan tegak di tataran yang tinggi seperti pesawat-pesawat tempur pertahanan yang digambarkan brecht dalam sebuah sajaknya "hingga busuk serakah dan nestapa /tak bisa menggapai mereka " 

tapi siapa yang merasa tak bisa tersentuh oleh busuk serakah dan sengsara adalah bahaya bagi abad ke-21

Post a Comment

0 Comments