Kebebasan Mimbar Akademik

 


Konon, di sebelah timur laut Kota Athena dulu ada pertamanan umum, Taman akademos namanya. Taman ini dibuat oleh masyarakat sebagai penghormatan sekaligus penghargaan atas jasa para pahlawan dalam perang Troya. Dan Academos itu sendiri diambil dari nama seorang pahlawan itu.

Disini, di taman akademos ini para tukang pikir Yunani- yang lantas lebih dikenal sebagai para filsuf- pada suka mangkal. Mereka bergerombol membuat semacam forum, untuk melakukan perdebatan bebas dan terbuka untuk saling menguji gagasan, pendapat serta pikiran satu sama lain. Kegiatan ini lantas menjadi tradisi, dan menular ke segala penjuru dunia seiring dengan kemajuan zaman. bentuk forumnya pun mengalami modifikasi, akan tetapi hampir semua warga perguruan tinggi semangat bahwa adat kebiasaan yang dilakukan oleh para pemikir Yunani kuno itulah menjadi cikal bakal dari apa yang ini disebut sebagai " kebebasan akademik" atau akademik Freedom, yang tidak bisa tidak harus menjadi ciri utama setiap kampus dewasa ini.

Konon, forum itu lama-kelamaan tidak cuma menarik bagi para filsuf, masyarakat umum pun pada berbondong-bondong ikut nimbrung acap forum itu digelar. Mereka tidak sekedar ingin menonton para filsuf beradu pendapat. Sebab di samping mereka berdebat dengan sesama sejawat, para filsuf itu juga kadangkala naik ke mimbar yang disediakan untuk menyampaikan fatwa kepada masyarakat yang berdatangan tadi menyangkut banyak hal. Bahkan antara filsuf dengan orang awam tadi kadang terlibat dialog dan perdebatan yang tidak kalah sengitnya. Kebiasaan inilah yang kini disebut kebebasan mimbar akademik atau the freedom of akademic Days. Kebiasaan ini juga disahkan sebagai ciri perguruan tinggi. jadi memang ada perbedaan antara kebebasan akademik dengan kebebasan mimbar akademik secara substansial, meskipun pada prakteknya keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Keduanya pun sama-sama menjadi "ruh" setiap perguruan tinggi. Dan oleh karena itu pula masyarakat perguruan tinggi juga disebut masyarakat akademik atau akademik Community.

Tulisan ini akan mencoba menyoroti Ikhwal gagasan diselenggarakannya Pemilihan Umum raya tahun 2023 disalah satu kampus, jika dikaitkan dengan masalah kebebasan mimbar akademik. di mana persoalan pertama yang lebih dikenal dengan istilah omek masuk kampus sempat muncul ke permukaan mulanya ada pernyataan Rektor perguruan tinggi yang menyatakan kampus mereka tidak akan memperbolehkan organisasi ekstra Seperti halnya HMI, imm, PMII, Gmni dan sebagainya, masuk dalam percaturan politik kampus.

Mengenai boleh tidaknya organisasi ekstra masuk kampus, memang pada akhirnya amat tergantung pada kebijakan yang diterapkan berpanjang-panjang dalam perdebatan mengenai soal itu bisa dikatakan menjadi percuma. Sungguh pun berdebat secara terbuka untuk mencari kebenaran di celah-celah nuansa argumentasi adalah bagian dari tradisi akademik. Karena itu kalau toh perdebatan panjang itu mau juga dilakukan, tujuannya akan semata-mata untuk memperoleh kebenaran akademis. Bukan kebenaran politis.

Post a Comment

0 Comments