panderman! saya akan mengulas perjalanan yang bagitu indah dengan 2 rekan saya mereka adalah ghalu biasa di panggil saikoji dan satunya adalah bg wira biasa dipanggil tum, hari itu dengan kesepakatan. kami mendaki gunung panderman berlokasi di batu,malang, gunung ini memiliki ketinggian 2045 mdpl setara dengan 6709 kaki, pendakian hari itu kami putuskan tuk mendaki di trak malam, jadi jam 08.00 wib berangkat menuju pos dan sampainya di pos tepatnya jam 11.00, sebenarnya jarak dari ke kos ke panderman hanya 45 menit cuma karena peralatan konsumsi yang belum disiapkan mengharuskan kami untuk belanja sejenak dan bersantai.
pendakian malam di panderman lumayan terasa, ya terasa seramnya, terasa lelahnya, belum lagi begal disana segerombolan monyet hutan yang berada di gunung itu yang kerap senang mencuri makanan para pendaki disana, ya tapi di satu sisi itulah keindahan di panderman karena kita bisa melihat monyet'' itu hidup dengan rukun dan akur dan bisa belajar bahwa monyet saja bisa rukun kenapa manusia yang paling sempurna pada penciptaan tuhan seringkali jauh dari kata rukun dan akur? ya begitulah sukar tuk menguliknya. pendakian kami mulai dari pos pada pukul 11.00 dan perkiraan untuk sampai ke puncak adalah 4 jam, ya tetapi kami sampai disana memakan waktu 5 jam, karena nyantai di jalur dan juga berhati-hati penuh sebab di panderman jalurnya lumayan extrem, seperti banyak lobang, jalur longsor dan banyak hal lah.
jam 03,00 kami sampai di puncak, ingat ya langsung di puncak ya biasanya pendaki akan mendirikan tenda di pos akhir sebelum puncak namun tidak di kami, karena sudah tanggung dan tentunya takut keesokannya ketinggalan sunrise dan lautan awam, oleh karena itu kami putuskan langsung ke puncak dan mendirikan tenda disana tepat di tugu puncak panderman dan di sekitar tidurnya para monyet'' begal tadi, tenda selesai kami dirikan dan kopi pun di racik sembari menunggu fajar terbit dan seduhan kopi paling tepat untuk menemani, ya begitulah asik nya mendaki sangat sulit memisahkan antara pendaki dan kopi, kalo kata''nya sih sejatinya pendaki akan menyeduh kopi walau dia tidak termasuk penyuka kopi, ya itu mitosnya heheh.
beberapa waktu berlalu sambil merasakan enaknya hembusan angin, lalu 1 pendaki menghampiri tenda kami. tentu kami ajak duduk bersama dan berbincang hangat sehangat panas kopi saat itu, tidak harus saya ulas apa yang kami perbincangkan tentunya sobat satu jalur pahamlah bagaiamana pendaki berjumpa di jalur dengan pendaki lain, tak terasa fajar mulai memberi signal bahwa ia akan muncul sedikit demi sedikit, orennya awan mulai kelihatan di ufuk timur, kini di puncak mulai terang, pada saat itu tepat sekali awan tidak kabut melainkan kami beruntung mendapatkan lautan awan yang sangat indah dan sunrise yang aestetik membuat kami bergegas dan tentunya menyaksikan keindahan yang tiada tara itu, kamera bekerja saat itu karna kamera menjadi objek dari pencatat sejarah atau dokumentasi yang akan menjadikan bukti bahwa keindahan di gunung itu memang benar'' indah dan rumit untuk diungkapkan dengan kata-kata, sembari asik mendokumentasikan tentu kopi selalu di racik untuk menemani, ya' pokoknya kopi selalu ada ett begitupun dengan rokok, ini adalah sepasang kekasih yang tidak bisa di pisah, jika adapun yang hanya menyeduh kopi dan tidak rokok-an maka belum dikatakan sempurna wwkwk, itu kata pendaki legend tahun 1887.
fajar mulai meninggi dan meninggalkan penggemarnya, lalu kami putuskan kembali ke tenda dan mempersiapkan sarapan pagi, saya akan beri tahu saudara satu jalur konsumsi apa yang kami bawa saat itu
.sosis sari roti kopi slay
.ikan kaleng kuaci gula saos
.indomie gery kentang tango
.telor susu ikan tri beras
saya ingat hanya yang tertulis banyak lagi mungkin yang belum saya tulis ataupun sebaliknya saya tulis dan nyatanya ternyata kami tidak membawanya, ya begitulah Manusiawi kan ya, selain itu saudara satu jalur juga harus tau bahwa untuk sarapan pertama, kami memakan nasi,sosis,dan ikan sarden makan ke 2 kami makan dengan sadwicth sari roti+telor+saos+sayur mayu, makan ketiga tidak ada hanya memakan jajanan ringan, ya begitlah mungkin juga kalian pasti taulan bahwa sebenarnya konsumsi yang kami bawa berlebih dan pulangnya kami masih membawa banyak, tapi ya begitu lebih baik karna yang di di takutkan adalah kekurangan, karna setiap pendaki perlu menjaga staminanya untuk terus bisa sehat dan kuat untuk melakukan perlajalanan di jalur. begitu bukan?.
mungkin begitulah sekiranya cerita di pendakian mt panderman kali ini, tidak saya ceritakan semua tetapi ini sudah rangkumannya, jadi kalo ditanya pun tentang panderman lihat saja rangkuman ini, semacam di sekolah dasar pasti 90% jawaban untuk soal pasti di rangkuman, gitu ga sih? ya saya kira iya, cukup ya sekian terimakasih untuk kita semua, pesannya begini '' jika kamu ingin menjadi orang besar maka makanlah, jika kamu ingin menjadi langsing kurangi makanmu dan jika kamu ingin menjadi sukses maka turunkan tolak ukur capaian kesuksesanmu''
''sukses selalu untuk kita SALAM SATU JALUR !
1 Comments
Good story
ReplyDelete