Ratu adil yang hilang! bagaimana keadilan?


    
 



    selamat pagi dunia,selamat pagi semesta,saat kepastian lebih  condong di pagi hari dan senja seperti misteri'yang kadang tampak indah namun kadang tak terlihat.beberapa menjadi penggemar fajar di pagi hari dan beberapa menjadi penggemar di senja hari,kecerahan membangkitkan semangat juang,lalu kegelapan mengistirahatkan pergerakan.

    pejuang rupiah bergerak keesokan harinya,pejuang ringgit bergerak dini hari,ada bentuk rasa suci untuk mengemban janji dan antusias atas sinergi,menanggung jawab i dengan mencari materi,kepala keluarga mengayomi sedang ibu rumah tangga membekali,anak-anak akan menjadi saksi sedang tuhan memberkati.

    diperantara jalan terlihat para pendemonstran,di sela-sela gang terlihat ibu-ibu sedang memberi asi kepada yang di asu.kota ini liar seperti air liur.bermacam kejadian menjadi keadaan lumrah,seperti jasa pemuas nafsu'wanita menjadi murah karna butuh duit tuk beli susu,pikirannya buntu sebab anak sudah menangis pilu.

    ratu adil dimana kamu berada?semua menunggumu,ketahuilah'saat ini yang haram sudah jadi harum sedangkan yang halal sudah jadi halu.sttt.sttt.ini kebenarannya,kapan kamu datang?kapan keadilan akan tegak?ayolah turun,apa yang sedang kamu lakukan disana?mungkin langit sana lebih asikk ya .hmm sudah ku duga

    penyihir di sanjung penyair di tunjang.duit adalah segalanya sebut penyihir'lalu iman dan imunnya yang sedang turun menyahut sambil berkata 'iya'iya kamu benar.begitulah roda berputar saat ini.uang sebagai alat sihir dan proletar sebagai konsumsi,plak ,plak heiiiii'mereka belum sadar ,haha.dia sudah terkena sihir'sahutku

    simpul cerita yang akan saya sampul:uang sangat penting,gaya hidup jadi ranting-ranting.bekerja stimulus dan berkarya jadi status.namun jangan sampai kita terjerumus dalam keserakahan begutu juga ketamakan,Saudaraku,hidup sementara sedang akhirat selamanya,jalani jalan yang benar,jauhi kemaksiatan sejauh-kejauhan kejenuhan

cerita ini hanya fikti belaka jika ada kesamaan tempat dan kejadian mungkin sudah menjadi tabiat''

Post a Comment

0 Comments