kediaman rakyat di perbatasan
tak beberapa yang tau bahasa indonesia
bahkan lagu indonesia asing di telinga mereka
alat tukar beli saja sedikit dengan memakai rupiah
lupa,lupa ,dan lupa.mereka bagian indonesia
sedikit-demi sedikit berpindah negara ke sebelah
untuk memperjelas kelanjutan hidup
mengadu untuk menafkahi keluarga di rumah
namun,beberapa menetap untuk kecintaan dan pengabdian
seorang mantan tentra berpesan bahwa indonesia adalah surga'
lalu seorang membantah''surga untuk mereka yang punya duit banyak''
kita orang kecil mau kemana mengadu,adanya kita saja di anggap ambigu.
berhenti melakukan pembelaan,
indonesia makmur tetapi hanya di ibukota
indonesia subur tetapi hanya di tanah gambur
perkataan demi perkataan adalah semacam dusta
dusta untuk rakyat di perbatasan.
batas demi batas jadi identitas
aku tidak dianggap
aku pun tidak menganggap
saat ini aku sudah jadi negara perbatasan
bendera 2 bahasa 2 mata uang 2
blasteran seumur hidup =lahir dari 2 rahim berbeda
dengan 1 wujut 2 watak.
0 Comments